Salah satu infeksi yang berbahaya bagi wanita hamil adalah infeksi dan berkembangnya parasit Toxoplasma gondii. Sesuai dengan nama parasit penyebabnya, ini juga disebut sebagai toksoplasmosis.
Terutama pada ibu hamil, hasil positif atas pemeriksaan tokso ini perlu
diperhatikan, karena berpotensi menyebabkan keguguran atau bayi cacat.
Potensi penularan tokso terhadap janin selama masa kehamilan ini sangat
tinggi, yaitu bisa mencapai 50%. Infeksi yang terjadi pada janin dan ibu
(toksoplasmosis kongenital) ini berpotensi menyebabkan cacat bawaan
terutama bila terjadi pada usia kehamilan awal (sampai usia janin 3
bulan), dan akan menurun potensinya pada usia kehamilan lanjut.
Pemeriksaan toksoplasma ini seringkali dilakukan bersama dengan rubella,
cytomegalovirus dan herpes simpleks, sehingga seringkali disebut
sebagai pemeriksaan TORCH.
Penyebab Toksplasma
Penyakit ini bisa menular ke manusia akibat termakannya spora Toxoplasma gondii.
Misalnya makan daging mentah yang mengandung telur (ookista)
toksoplasma atau sayuran yang terkontaminasi telur ini. Parasit ini
sendiri bisa berbiak di semua mamalia, seperti ternak atau hewan
peliharaan (anjing, kucing dan burung). Sayangnya infeksi toksoplasma
ini di sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala yang jelas. Oleh
karenanya pemeriksaan laboratorium semacam TORCH sangat dianjurkan
sebelum memulai kehamilan, atau minimal di saat awal kehamilan. Bila
ditemukan hasil positif, harus dilakukan terapi sampai sembuh terlebih
dahulu sebelum melanjutkan kehamilan.
Penanganan Toksoplasma
Indikasi infeksi pada janin bisa diketahui dari pemeriksaan USG,
yaitu terdapat cairan berlebihan pada perut (asites), perkapuran pada
otak atau pelebaran saluran cairan otak (ventrikel). Sebaliknya bisa
saja sampai lahir tidak menampakkan gejala apapun, namun kemudian
terjadi retinitis (radang retina mata), penambahan cairan otak
(hidrosefalus), atau perkapuran pada otak dan hati.
Pemeriksaan awal bisa dilakukan dengan pengambilan jaringan (biopsi)
dan pemeriksaan serum (serologis). Umumnya cara kedua yang sering
dilakukan. Pada pemeriksaan serologi akan dilakukan pemeriksaan untuk
mengetahui adanya reaksi imun dalam darah, dengan cara mendeteksi adanya
IgG (imunoglobulin G), IgM, IgA, IgE. Pemeriksaan IgM untuk ini
mengetahui infeksi baru. Setelah IgM meningkat, maka seseorang akan
memberikan reaksi imun berupa peningkatan IgG yang kemudian menetap. IgA
merupakan reaksi yang lebih spesifik untuk mengetahui adanya serangan
infeksi baru, terlebih setelah kini diketahui lgM dapat menetap
bertahun-tahun, meskipun hanya sebagian kecil kasus.
Sebenarnya sebagian besar orang telah terinfeksi parasit toksoplasma
ini. Namun sebagian besar diantaranya telah membentuk kekebalan tubuh
sehingga tidak berkembang, dan parasit terbungkus dalam kista yang
terbentuk dari kerak perkapuran (kalsifikasi). Sehingga wanita hamil
yang telah memiliki lgM negatif dan lgG positif berarti telah memiliki
kekebalan dan tidak perlu khawatir terinfeksi. Sebaliknya yang memiliki
lgM dan lgG negatif harus melakukan pemeriksaan secara kontinyu setiap 3
bulan untuk mengetahui secara dini bila terjadi infeksi.
Bagaimana bila lgM dan lgG positif ? Untuk ini disarankan melakukan
pemeriksaan ulang. Bila ada peningkatan lgG yang signifikan, diduga
timbul infeksi baru. Meski ini jarang terjadi, tetapi adakalanya
terjadi. Untuk lebih memastikan akan dilakukan juga pemeriksaan lgA.
Pemeriksaan bisa juga dilakukan dengan PCR, yaitu pemeriksaan
laboratorium dari sejumlah kecil protein parasit ini yang diambil dari
cairan ketuban atau darah janin yang kemudian digandakan.
Bila indikasi infeksi sudah pasti, yaitu lgM dan lgA positif, harus
segera dilakukan penanganan sedini mungkin. Pengobatan bisa dilakukan
dengan pemberian sulfa dan pirimethamin atau spiramycin dan clindamycin. Sulfa dan pirimethamin
dapat menembus plasenta dengan baik sehingga dianjurkan untuk
pengobatan pertama. Terapi harus dilakukan terus sampai persalinan.
Bahkan setelah persalinan akan dilakukan pemeriksaan pada bayi. Bila
didapat lgM positif maka bisa dipakstikan bayi telah terinfeksi. Meski
hasilnya negatif sekalipun, tetap harus dilakukan pemeriksaan berkala
sesudahnya. Dengan pemeriksaan dan pengobatan secara dini penularan pada
bayi akan bisa ditekan seminimal mungkin. Selain itu pengobatan dini
yang tepat saat awal kehamilan akan menurunkan secara signifikan
kemungkinan janin terinfeksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar